INFO SEPUTAR KITA
BICARA PENYAKIT VS KESEHATAN ?
KETAHUI DULU PENYEBABNYA....
Setiap penyakit disebabkan oleh 2 (dua) keseimbangan faktor :
1. System pertahanan tubuh ( antibodi )
2. Virus, bakteri dan pola hidup yang tidak seimbang
Mari kenali tingkatan level antibodi dalam tubuh anda, mungkinkah anda bertahan ?
Perlu diketahui bahwa, awal kekuatan ANTIBODI yang ada dalam tubuh anda awalnya hanya berasal dari:
1. Saat masih dalam kandungan
Ini merupakan proses Sharing antibodi dengan ibu
2. Saat diberikan ASI - Air Susu Ibu - Exclusive
Ini merupakan Proses penTRANSFERan Faktor intelegensia Antibodi untuk mengenali virus dan bakteri serta system kerja melawan virus dan bakteri penyebab penyakit, agar anak ini dapat bertahan sendiri dalam kehidupannya.
Hal inilah yang menentukan seberapa kuat dan "PINTAR" nya Antibodi anda dalam menghadapi serangan "musuh" yang menyebabkan sakit. Coba kita perhatikan kategorinya :
a. Antibodi yang tidak terkendali
Seringkali hal ini justru dipicu oleh sang orang tua sendiri, yang memberikan BOOSTING IMMUNE berupa vitamin dan suplemen,......tanpa melihat resiko !!
resikonya adalah :
Anak ini akan tumbuh dengan perkembangan system immune yang tinggi , tetapi tidak pintar DAN tidak terkendali , Alias menyerang dirinya sendiri....Dan mulailah timbul penyakit yang secara medis tidak akan bisa disembuhkan. MENGAPA ???? KARENA PENYEBABNYA ADALAH DIRINYA SENDIRI...
Penyakit yang disebabkan Antibodi tidak terkendali, dikategorikan penyakit AUTOIMMUNE dan penyakit alergi, contohnya :
Authisme, Idiot, Leukimia, Ashma, Alergi, kelainan darah, kelainan kulit, polio, GBS, Diabetes type 1, lupus, sinus, eksim menahun, Hay fever, teroid, Asam urat, gagal ginjal, Vertigo, Maag, Parkinson, Alzeimer, Remathoid Arthritis, Prosiasis, Insomnia, Ambeien, Amandel, DLL... bahkan sampai tumor dan kanker.
Penanggulangannya:
TF ADVANCE (60 kapsul/ botol)
Karena.... Formula Transfer Factor mengembalikan kestabilan system kerja antibodi serta mendidiknya LEBIH PINTAR dalam memerangi virus, karena dalam setiap kapsulnya bukan hanya membuat system lebih pintar 283% dari antibodi yang ada, tetapi juga mengandung lebih dari 200.000 macam vaksin yang terbaru seiring perkembangan virus saat ini dan akan terus ditingkatkan sesuai perkembangan penelitian, 10 langkah di depan Formula FARMASI !!!
b. Antibodi yang normal bertahan / lemah
Pada jenis ini, secara umum akan terlihat sehat dan cukup kuat dalam merespon setiap serangan virus, bahkan dikatagorikan NORMAL.
Kalaupun saat semakin bertambahnya usia, bila terserang penyakit semakin menjadi komplikasi, maka masyarakat bahkan keluarga terdekatnya memaklumi dengan kesepakatan menempatkan ini sebagai "PENYAKIT TUA" karena sudah menjadi penyakit komplikasi bahkan staduim lanjut...
Tunggu dulu, ... mari kita perhatikan pola dari system kerja antibodi yang di"tuduh" sebagai penyebab tidak maksimal bertahan hingga timbulah si "penyakit Tua"..
Pola hidup seseorang sangat berpengaruh bagi kualitas system kerja dari system pertahanan tubuhnya sendiri. Organ tubuh dan sistem pertahanan secara bertahap akan menurun secara fungsi, bahkan menjadi RUSAK. Hal ini disebabkan oleh TUBUH KITA TIDAK MEMPRODUKSI ANTIBODI (sistem pertahanan tubuh), semua hanya bergantung dari kekuatan antibodi yang diberikan oleh ibu kita, membekali 1x untuk seumur hidup !!!
Tetapi kenyataannya, di lain pihak kita sangat terbiasa, bahkan sangat akrab dengan obat2an farmasi yang mengandung kimia, dari yang dijual bebas atau diresepkan, ataupun herbal yang secara tradisional dikonsumsi tanpa takaran dan ekstraksasi yang steril dan terkontrol, KENYATAANNYA :
1. SEMUA ITU MEMPUNYAI DAMPAK BERUPA "LIMBAH" DALAM ORGAN TUBUH MANUSIA, MENYEBABKAN FUNGSI ORGAN YANG TIDAK LAGI MAKSIMAL BAHKAN MENURUN SECARA BERTAHAP. SEPERTI MESIN YANG "DIPAKSA" MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN... HASILNYA : RUSAK..!!!
2. SEGALA YANG BERSIFAT ANTIBIOTIK PUN, HANYA MEMBANTU MEREDAM EFEK RASA SAKIT, MENCEGAH PERLUASAN PENYAKIT DAN MEMPERLAMBAT PROSES KEPADA STADIUM LANJUT, HINGGA KITA HANYA BISA BERTAHAN DENGAN VIRUS YANG BERSARANG DI TUBUH KITA, SEMENTARA DAMPAK OBAT2AN YANG TERUS DIMINUM MENURUNKAN FUNGSI ORGAN....HASILNYA : KOMPLIKASI !!!
3. SEGALA SESUATU YANG 'DARI LUAR' TIDAK DAPAT MEMAKSIMALKAN SYSTEM PERTAHANAN YANG SEHARUSNYA BERASAL DARI DALAM TUBUH.
Penyakit yang disebabkan hal pola hidup disebut Penyakit Degeneratif dan penyakit Infeksi, contohnya :
Parkinson, Sakit jantung, Stroke, Diabetes Type 2, Hepatitis, HIV, AIDS, Demam berdarah, ISPA, Demam berdarah, SARS, Flu Burung, Usus buntu, Thyfus, TBC, Darah tinggi, Hepatitis, Radang otak, meningitis, Kista, Myom, Kanker, DLL
Penanggulanganya :
Formula Transfer Factor Plus, meningkatkan system immune yang belum efektif, dengan kekutan tanpa tanding, meningkatkan aktifitas Sel Natural Killer dan system immune pada tingkat kerja tertinggi : 437%.
menggabungkan kekuatan Formula Transfer Factor dengan Intuisi Nano Factor, serta penambahan Cordyvant yang memungkinkan peningkatan daya tahan pada titik maksimal, sehingga memampukan SYSTEM ANTIBODI menyediakan dan melipatgandakan tentara terbaiknya dalam menyerang virus dalam masa genting seluruh fungsi organ tubuh, sekalipun kondisi tubuh dalam tingkatan pertahanan pada titik yang paling lemah.
TUHAN menyediakan penawar yang paling ampuh untuk seluruh penyakit manusia di dunia ini... bukan di suatu tempat di dunia, tetapi penawar itu ada di dalam tubuh anda sendiri....
KEMBALIKAN FUNGSI KERJA ORGAN TUBUH DENGAN APA YANG SEHARUSNYA ADA DARI DALAM TUBUH...ANTIBODI KITA !!!
APA ITU HIV DAN AIDS?
AIDS
disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus.
Apabila anda terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan mencoba untuk melawan
infeksi tersebut. Tubuh akan membentuk “antibodi”, yaitu molekul-molekul
khusus untuk melawan HIV.
Tes
darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi tersebut.
Apabila anda memiliki antibodi ini dalam tubuh anda, maka artinya anda
telah terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut ODHA.
Menjadi
HIV-positif, atau terkena HIV, tidaklah sama dengan terkena AIDS.
Banyak orang yang HIV-positif tetapi tidak menunjukkan gejala sakit
selama bertahun-tahun. Namun selama penyakit HIV berlanjut, virus
tersebut secara perlahan-lahan merusak sistem kekebalan tubuh. Apabila
kekebalan tubuh anda rusak, berbagai virus, parasit, jamur, dan bakteria
yang biasanya tidak mengakibatkan masalah dapat membuat anda sangat
sakit. Inilah yang disebut “infeksi oportunistik”.

Bagaimana anda terkena AIDS?
Anda
sebenarnya tidak “terkena” AIDS. Anda dapat terinfeksi HIV, yang
kemudian berkembang menjadi AIDS. Anda dapat terinfeksi HIV dari
orang-orang yang telah terinfeksi, bahkan bila mereka tidak terlihat
sakit dan bahkan bila hasil tes HIV mereka belum menunjukkan
HIV-positif. Darah, cairan vagina, air mani, serta air susu orang yang
terinfeksi memiliki virus HIV dalam jumlah yang cukup untuk dapat
menginfeksi orang lain. Kebanyakan orang terinfeksi dengan:
- berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi
- berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi
- terlahir dari ibu yang terinfeksi, atau minum air susu ibu yang terinfeksi
- Memperoleh transfusi dari darah yang terinfeksi dulu merupakan salah satu cara terinfeksi, namun kini persediaan darah sangat ketat disaring sehingga risikonya sangat rendah.
- Tidak pernah ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan melalui air mata atau air liur, namun orang mungkin dapat terinfeksi melalui seks oral, atau pada kasus-kasus yang sangat jarang, melalui ciuman dalam, khususnya bila anda memiliki luka terbuka di dalam mulut atau mengalami gusi berdarah.
Apa yang terjadi bila saya HIV positif?
Anda
mungkin tidak tahu kalau telah terinfeksi HIV. Kadang-kadang orang
mengalami demam, sakit kepala, pegal otot dan persendian, sakit perut,
pembengkakan kelenjar limpa, atau gangguan kulit selama satu atau dua
minggu. Kebanyakan orang akan mengira itu flu. Banyak juga orang yang
tidak mengalami gejala sama sekali.
Virus
HIV akan bereplikasi dalam tubuh selama beberapa minggu atau bahkan
beberapa bulan sebelum sistem kekebalan tubuh anda menanggapinya. Dalam
waktu ini, hasil tes HIV anda tidak akan menunjukkan positif, namun anda
tetap dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Ketika
kekebalan tubuh anda merespon, tubuh akan mulai membentuk antibodi.
Ketika ini terjadi, anda akan mendapatkan hasil tes positif. Setelah
gejala seperti flu yang awal, banyak orang dengan HIV yang tetap sehat
selama 10 tahun atau lebih. Namun dalam waktu ini, HIV merusak kekebalan
tubuh anda.
Salah
satu cara untuk mengukur kerusakan terhadap sistim kekebalan tubuh
adalah dengan menghitung sel CD4. Sel-sel ini, yang juga dikenal sebagai
sel “T-helper”, merupakan komponen penting bagi sistim kekebalan tubuh.
Orang yang sehat memiliki antara 500 dan 1,500 sel CD4 dalam satu
mililiter darah.
Tanpa
pengobatan, jumlah sel CD4 anda pastinya akan turun. Anda mungkin akan
mengalami gejala penyakit HIV seperti demam, keringat malam, diare,
atau pembengkakan kelenjar limpa. Apabila anda memiliki penyakit HIV,
masalah-masalah ini akan berlangsung lebih dari beberapa hari, dan
mungkin akan berlanjut hingga beberapa minggu.
TESTIMONI HIV DENGAN TRANSFER FACTOR
HIV
menyerang sistem imun kita, Transfer Factor akan mendidik sistem imun
kita, dengan kata lain, virus HIV menghancurkan sistem imun, dan
transfer factor membantu memperbaiki sistem imun.
Jadi...Perlukah transfer factor?
sangat diperlukan, jangan tunggu sampai menjadi AIDS
Masih ada harapan baru bagi ODHA
MARI BERBAGI HARAPAN UNTUK MEREKA
----------------------------------------
----------------------------------------
Hubungi kami untuk niat baik anda,
THERESA ALWYN
0821.2268.5272
085.888.155.158
TENTANG VIRUS HIV & AIDS
Virus HIV / AIDS
| Virus yang mematikan ini akan menyerang sistem kekebalan yang membuat
tubuh kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit, sehingga tubuh lebih
rentan terhadap berbagai penyakit. Menurut Pusat pengendalian penyakit
(Center for Disease Control/CDC) ada beberapa gejala yang menunjukkan
stadium lanjut dari HIV yaitu Virus HIV / AIDS :
1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan
2. Batuk kering
3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari
4. Kelelahan
5. Diare yang lebih dari seminggu
6. Kehilangan memori
7. Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.
Kalau teman Anda pernah memakai putaw dengan cara suntik, apa lagi bila pernah memakai jarum suntik secara bergantian, Virus HIV / AIDS tidak
di luar kemungkinan dia terinfeksi HIV (lebih dari 50% pengguna narkoba
suntikan di Indonesia terinfeksi HIV). Satu-satunya cara untuk
memastikannya adalah dengan tes HIV. Sebaiknya dia diberi semangat untuk
melakukan tes, Tetapi jelas dia tidak boleh dipaksa karena ini masalah
pribadi dia.
BAGAIMANA CARA KERJA TRANSFER FACTOR PADA PASIEN AIDS?
TESTIMONI HIV DENGAN TRANSFER FACTOR
Virus HIV / AIDS HIV
menyerang sistem imun kita, Transfer Factor akan mendidik sistem imun
kita, dengan kata lain, virus HIV menghancurkan sistem imun, dan
transfer factor membantu memperbaiki sistem imun. Virus HIV / AIDS Perlukah transfer factor? sangat diperlukan, jangan tunggu sampai menjadi AIDS
PENANGGULANGAN :
TF PLUS 3X3 CAPSUL/HARI (tambahkan dosis jika diperlukan)
TF RIOVIDA 30ML/ HARI
TENTANG KOLESTROL DALAM DARAH
OBAT KOLESTROL PICU DIABETES ?
![]() |
http://health.kompas.com/read/2012/02/29/10144142/Obat.Penurun.Kolesterol.Picu.Risiko.Diabetes
Kompas.com - Badan
pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat (FDA) akan mewajibkan
produsen obat penurun kolesterol golongan statin untuk menyatakan di
kemasan adanya efek samping peningkatan risiko diabetes.
Keputusan tersebut diambil setelah banyaknya laporan dari pasien yang
mengonsumsi statin mengalami kenaikan gula darah. “FDA juga mengetahui
adanya studi yang menunjukkan statin terkait dengan peningkatan risiko
diabetes melitus,” demikian pernyataan FDA yang dikeluarkan Selasa
(28/2).
Beberapa obat penurun kolesterol golongan statin diantaranya adalah
Lipitor, Pravachol, Crestor, Zocor, dan beberapa obat generik lainnya.
“Kami ingin agar petugas kesehatan dan pasien mendapatkan informasi
yang lengkap mengenai risiko statin. Namun pasien juga harus diyakinkan
bahwa obat ini bermanfaat untuk menurunkan kolesterol,” kata Mary Parks,
direktur FDA divisi metabolisme dan endokrinologi.
Perusahaan farmasi sendiri mengatakan bahwa penggunaan statin yang
dikombinasikan dengan pola makan yang baik dan olahraga akan efektif
untuk menurunkan kolesterol.
Revisi lain yang akan dilakukan dalam kemasan obat statin adalah
dihapuskannya anjuran bagi pasien untuk melakukan pemeriksaan enzim
liver. Menurut FDA, enzim liver bisa diukur sebelum pasien mulai
mengonsumsi statin.
“Gangguan serius pada liver akibat statin sangat jarang dan sulit
diprediksi,” kata FDA. Meski begitu pasien harus melaporkan pada dokter
jika mengalami gejala gangguan liver, seperti nyeri perut, kelelahan,
berkurangnya nafsu makan, warna urin pekat, atau warna kulit menguning.
FDA juga mengatakan adanya risiko penurunan daya ingat dan
kebingungan jika mengonsumsi statin, namun risiko itu bisa dihilangkan
jika konsumsi statin dihentikan.
PENANGGULANGAN :
TF ADVANCE 2X2 CAPSUL/HARI
TF GLUCOACH 2X1 CAPSUL/HARI
PENEMUAN BARU DUNIA KEDOKTERAN
" ADU CEPAT BEKERJA VERSUS VIRUS"
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1992/07/25/KSH/mbm.19920725.KSH10026.id.html
DUNIA kedokteran membuat sejarah baru. Darah putih atau limfosit dapat
ditransfusikan ke dalam tubuh manusia tanpa menyodorkan efek samping.
Terobosan di bidang imunoterapi itu dilakukan tim Fakultas Kedokteran
Universitas Washington, AS, dan dimuat dalam jurnal Science, yang
kemudian dikutip koran Washington Post baru-baru ini.
Penemuan ini
memberikan harapan baru bagi penderita kerusakan sistem kekebalan tubuh.
Misalnya, pada penderita kanker yang menjalani terapi kimia
mengakibatkan sistem kekebalan tubuhnya rusak. Limfosit, perangkat utama
sistem kekebalan tubuh atau antibodi dalam memerangi invasi virus itu,
diperoleh lewat rekayasa genetik.
Yang menjadi “kelinci percobaan”
adalah tiga pasien penderita kanker di klinik FK Universitas Washington,
yang sistem antibodinya rusak parah sehingga harus menjalani
tranplatasi sumsum tulang belakang. Peneliti kemudian mengambil sel
darah putih dari sumsum donor itu dan membiakkannya di laboratorium.
Tidak semua bagian sel itu dibiakkan, melainkan hanya sel T saja. Sel T
adalah sel induk dalam formasi darah putih yang memerintahkan produksi
darah putih. Sel itu pula yang diduga akan mendeteksi dan
menetralisasikan virus kanker cytomegalovirus (CMV).
Setelah
berbulan-bulan dibiakkan sampai mencapai jumlah ratusan juta sel,
barulah disuntikkan ke dalam tubuh. Perkembangan virus itu terus
dikontrol selama beberapa minggu. Ternyata hasilnya mentakjubkan. Sebab,
sel-sel itu bukan saja tetap hidup normal dalam tubuh, tetapi juga
dapat berfungsi sesuai dengan rencana, yakni menyerang dan mengalahkan
virus CMV tadi. “Padahal, kami sempat khawatir jika sel yang telah
mengalami begitu banyak manipulasi di laboratorium tak mampu survive di
dalam tubuh manusia,” kata ketua tim peneliti, Stanley Riddell. Komentar
pun melayang dari mana-mana. “Temuan itu merupakan tonggak sejarah
baru,” kata imunolog dari Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins
di Baltimore, Drew Pardoll.
Sebetulnya teori transfer factor itu sudah
dirintis Dokter Sherwood Lawrence dari Pusat Kesehatan Universitas New
York pada tahun 1960-an. Ia berpendapat bahwa seseorang mendapat
serangan penyakit karena rusaknya sistem kekebalan tubuh. Berangkat dari
pendapat itu, peneliti melakukan serangkaian percobaan klinis. Di
antaranya dengan cara “mencuri” sel darah putih dari orang yang sehat
dan menyusupkannya ke dalam tubuh si sakit.
Pada tahun 1977, peneliti di
New York berhasil merekayasa molekul kecil dari sel darah putih sehat
yang ternyata, setelah disuntikkan ke dalam tubuh penderita, berkhasiat
melawan penyakit TBC, lepra, beberapa jenis kanker, pengerasan jaringan
pembuluh darah, dan radang persendian anak-anak (TEMPO, 11 Juni 1977).
Sejalan dengan perkembangan dunia kedokteran, teori transfer factor itu
juga semakin piawai. Yang dilakukan Riddell dkk. itu bisa jadi contoh.
“Kami ingin mengubah sel darah putih agar lebih manjur bekerja,” kata
Riddell. Ia memanfaatkan transfer genetika untuk memodifikasi sel-sel
darah putih agar tumbuh baik dalam tubuh manusia.
Usahanya sukses,
kini penderita AIDS juga bisa diterapi dengan transfer genetika. Setelah
virus AIDS melahap sel T, penderita itu harus disuplai dengan darah
putih baru. Transfusi sel T akan mengembalikan sistem pertahanan tubuh.
Logikanya, akan terjadi adu cepat, siapa lebih dulu menguasai tubuh: sel
T, yang dibantu transfer genetika, atau virus AIDS.
PENANGGULANGAN AIDS/HIV:
TF ADVANCE 3X3 CAPSUL/HARI
TF PLUS 3X3-5 CAPSUL/HARI
KEAJAIBAN ANTIBODI YANG MENYUSUTKAN TUMOR
Sekitar satu dekade yang lalu, tim
peneliti dari Sekolah Kedokteran Universitas Stanford yang dipimpin oleh
ahli patologi Irving Weissman menemukan bahwa sebuah antibodi bisa
memblokir CD47 dan menyembuhkan beberapa kasus leukemia dan limfoma pada
tikus serta beberapa kanker lainnya. Dengan menganalisis sel-sel kanker
dari pasien dengan berbagai macam tumor, peneliti menemukan bahwa CD47
ada di hampir semua sel, yang mengisyaratkan bahwa protein itu mungkin
ada di segala jenis kanker. Peneliti pun menemukan bahwa sel-sel kanker
memperlihatkan jumlah CD47 tiga kali lebih banyak daripada sel yang
sehat.
Ilmuwan berhasil menguji sebuah antibodi
yang dapat menyusutkan tumor pada payudara, ovarium, usus besar, kandung
kemih, otak, hati dan prostat. Antibodi itu bisa memblokir protein
kanker CD47. Protein yang disebut CD47 yang berada di permukaan sel dan mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang protein itu. Transfer Factor Merupakan Molekul yang mampu meningkatkan, mendidik dan menstabilkan sistem imun atau antibodi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
CD47 berada pada sel tumor dan sel darah yang sehat serta mengamankannya
dari perusakan yang dilakukan makrofage, sejenis sel sistem kekebalan
tubuh. Sel kanker menggunakan CD47 sebagai metode untuk “bersembunyi”
dari sistem kekebalan.
Dengan menganalisis sel-sel kanker dari
pasien dengan berbagai macam tumor, peneliti menemukan bahwa CD47 ada di
hampir semua sel, yang mengisyaratkan bahwa protein itu mungkin ada di
segala jenis kanker. Peneliti pun menemukan bahwa sel-sel kanker
memperlihatkan jumlah CD47 tiga kali lebih banyak daripada sel yang
sehat.
Percobaan dimulai dengan meletakkan
sel-sel tumor, makrofage dan antibodi yang memblokir CD47 dalam sebuah
cawan. Kemudian peneliti mentransplantasikan berbagai varian sel tumor
tersebut ke dalam tubuh tikus dan membiarkannya tumbuh. Saat diinjeksi
dengan antibodi, tumor yang ada di tubuh hewan tersebut menyusut dan
tidak banyak menyebar, bahkan pada beberapa kasus tumornya menghilang.
“Jika tumornya sangat agresif, antibodi
itu juga bisa memblokir metastasisnya. Ini berarti agar kanker dapat
bertahan hidup dalam tubuh, ia harus menemukan beberapa cara untuk
menghindari sel-sel imun bawaan,” kata Weissman seperti dilansir dari
Time, Kamis (29/3/2012).
PENANGGULANGAN TUMOR/KANKER:
STADIUM 1-2
TF ADVANCE 3X3 CAPSUL/HARI
TF PLUS 3X3 CAPSUL/HARI
STADIUM 3-4
TF ADVANCE 3X3 CAPSUL/HARI
TF PLUS 3X3 CAPSUL/HARI (tambahkan dosis bila diperlukan)
OMEGA 3, TIDAK CEGAH SERANGAN JANTUNG
http://health.kompas.com/read/2012/04/10/1424597/Suplemen.Omega-3.Tak.Cegah.Serangan.Jantung.
KOMPAS.com - Bagi Anda yang rajin menenggak pil suplemen omega-3 karena tak ingin serangan jantungnya kumat sebaiknya berpikir ulang.
Sebuah riset terbaru mengindikasikan,
konsumsi suplemen omega-3 secara rutin ternyata tidak cukup membantu
melindungi Anda dari serangan jantung berulang, stroke atau masalah
kardiovaskular lainnya. Para ahli berpendapat, untuk memeroleh hasil
terbaik tetaplah diperoleh melalui konsumsi ikan secara langsung dan
bukannya melalui suplemen.
Demikian hasil kesimpulan riset yang dipimpin oleh Dr Seung-Kwon
Myung, kepala cabang karsinogenesis dari National Cancer Center, Korea
Selatan. Temuan Myung dipublikasikan secara online pada 9 April 2012
dalam Archives of Internal Medicine. “Saya tidak terkejut dengan temuan ini karena saya berasumsi bahwa tidak ada manfaat dari konsumsi suplemen omega-3” katanya.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi ikan yang kaya
akan asam lemak sebanyak dua kali atau lebih dalam seminggu berkaitan
dengan risiko yang lebih rendah mengalami kematian akibat penyakit
kardiovaskular. Sementara, riset yang meneliti manfaat suplemen minyak
ikan terhadap kesehatan kardiovaskular menunjukkan hasil yang beragam.
Dalam penelitannya, Myung dan rekan memilih 14 studi yang telah
dipublikasikan dalam literatur medis. Secara keseluruhan, studi meneliti
lebih dari 20.000 pasien yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.
Rata-rata usia pasien adalah 63 tahun, di mana 80 persen adalah
laki-laki. Penelitian itu dipublikasikan antara tahun 1995 dan 2010.
Dosis harian suplemen omega-3 sekitar setengah gram untuk hampir 5 gram
sehari. Pengamatan dilakukan dari tahun ke tahun selama hampir lima
tahun.
Myung dan rekan mecoba melihat, apakah asupan suplemen omega 3
membantu dalam mengurangi risiko kematian jantung mendadak, serangan
jantung, gagal jantung kongestif, serangan stroke atau transient ischemic (atau sering disebut mini-stroke).
Hasil menunjukkan, asupan suplemen omega 3 ternyata tidak mengurangi
risiko dari setiap masalah tersebut. Para peneliti tidak menemukan
pengurangan resiko yang kecil dari kematian kardiovaskular.
Myung mengatakan, dua penelitian besar yang dipublikasikan di masa
lalu telah melaporkan efek positif dari konsumsi suplemen pada kesehatan
kardiovaskular. “Tetapi dalam pengujian, mereka tidak menggunakan
plasebo (sebagai perbandingan),” jelas Myung
Presiden American Heart Association (AHA), Dr Gordon Tomaselli, mengaku tidak terlalu kaget dengan temuan tersebut.
“Intinya adalah untuk pencegahan sekunder penyakit kardiovaskular
kita bisa memerolehnya dengan mengonsumsi ikan yang mengandung asam
lemak dua atau tiga kali seminggu. Tetapi, mengganti ikan tersebut
dengan dengan suplemen tidak memberikan efek yang menguntungkan,” kata
Tomaselli, yang juga direktur kardiologi dari Johns Hopkins University
School of Medicine, Baltimore.
The American Heart Association merekomendasikan, orang tanpa penyakit
jantung diwajibkan untuk mengonsumsi berbagai jenis ikan, terutama ikan
yang kaya asam lemak omega-3, setidaknya dua kali seminggu. Sementara
untuk pasien sakit jantung disarankan mengasup setidaknya 1 gram asam
lemak omega-3 jenis Eicosapentaenoic acid (EPA) dan DHA sehari.
Drs. Frank Hu dan JoAnn Manson, dari Harvard School of Public Health,
mengungkapkan bahwa diet tinggi lemak ikan dapat membantu mereka yang
menjalani program diet mengganti sumber protein yang kurang sehat
seperti daging merah.
Bagi Anda yang tidak suka makan ikan, lebih baik mengkonsumsi suplement berjenis makanan yang memelihara kardiovaskular.
PENANGGULANGAN :
TF ADVANCE 3X2 CAPSUL/HARI
TF riovida 30ml/ hari
LAWAN KANKER DENGAN ANTIBODI YANG MAKSIMAL
http://health.kompas.com/read/2012/03/27/07084317/Lawan.Kanker.Lewat.Kekebalan.Tubuh
Oleh : Atika Walujani Moedjiono
Sakit terjadi saat tubuh kehilangan
keseimbangan. Hal serupa berlaku pada penyakit kanker. Saat sistem
kekebalan tubuh melemah, keganasan sel bisa terjadi. Karena itu,
sebagian peneliti kanker mulai fokus pada upaya memperbaiki imunitas.
Sel kanker ada dalam tubuh setiap manusia. Saat sel abnormal mulai
berkembang, sel kekebalan tubuh akan bergerak menghancurkannya. Pada
orang berusia lanjut, orang yang mengalami stres ataupun keletihan
kronis, serta yang kekebalan tubuhnya terganggu, keseimbangan antara sel
kanker dan sel imun terganggu. Jika kekebalan tubuh melemah, sel kanker
pun akan berkembang.
Hal ini sejalan dengan kenyataan yang ditemukan dalam penatalaksanaan
kanker. Pengambilan tumor lewat pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi
tidak menjamin kesembuhan pasien. Selalu ada risiko kambuh karena
kekebalan tubuh penderita rendah.
Penemuan sejumlah obat dengan sasaran di tingkat molekuler (molecular targeted drugs),
antara lain untuk kanker paru, payudara, kolorektal (usus dan anus),
dan hati, memang menyusutkan jaringan tumor. Namun, terapi itu tidak
memperpanjang hidup pasien secara signifikan. Obat-obat itu ada yang
menimbulkan efek samping berat.
”Kita sudah mencoba semaksimal mungkin memanfaatkan kemoterapi.
Imunoterapi bisa jadi merupakan jalan terakhir untuk memerangi kanker,”
kata Herman Kattlove, Editor Kedokteran dari Perkumpulan Kanker Amerika
(the American Cancer Society), seperti dikutip dalam buku Cancer Immunotherapy terbitan Fuda Cancer Hospital tahun 2008.
Imunoterapi merupakan strategi baru melawan kanker. Dasar teorinya,
kanker adalah penyakit sistemik. Tumor yang terdeteksi merupakan bagian
dari penyakit sistemik. Karena itu, pengobatan tidak hanya ditujukan di
tempat tumor ditemukan, tetapi lebih mendasar, yaitu memperkuat
pertahanan tubuh. Tumor tidak akan berkembang dalam tubuh yang sehat dan
memiliki pertahanan kuat. Dengan memperbaiki dan meningkatkan kekebalan
tubuh, diharapkan pertumbuhan sel kanker terhenti. Dengan demikian,
pasien bisa hidup lebih lama dan kualitas hidupnya meningkat karena
bebas nyeri dan kekambuhan.
Tentu saja tumor perlu dimatikan. Karena itu, imunoterapi
dikombinasikan dengan terapi lain, seperti operasi krio (operasi dengan
pembekuan jaringan), kemoterapi lokal, serta terapi lain yang
diperlukan.
RS Kanker Fuda di Guangzhou, China, merupakan salah satu RS yang
menerapkan terapi ini. Menurut Prof Kecheng Xu, Presiden RS Kanker Fuda
Guangzhou, sejak tahun 1991, tim rumah sakit itu mengobati lebih dari
10.000 pasien kanker stadium lanjut. Sebanyak 70 persen pasien itu
tumornya tidak bisa dioperasi, mereka juga tidak mengalami kemajuan
dengan kemoterapi ataupun radiasi. Setelah mendapat terapi kombinasi di
RS Fuda, sekitar 70 persen pasien mengalami kemajuan signifikan. Waktu
kesintasan (survival time) bisa diperpanjang. Sejumlah pasien kanker
hati dan paru stadium lanjut hidup sampai 5-9 tahun kemudian. Bahkan,
pasien stadium lanjut dengan kanker lain hidup sampai 10-15 tahun.
”Imunoterapi sangat baik untuk mencegah metastasis (penyebaran
kanker) dan kekambuhan, memperlambat pertumbuhan kanker, memperbaiki
kesehatan umum, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh setelah terpuruk
sebagai efek samping kemoterapi,” papar Xu, ahli gastroenterologi dan
onkologi yang menjadi visiting professor sejumlah universitas di China,
Jepang, dan Amerika Serikat.
Prof Runsheng Ruan, peneliti rekayasa biologi dan nanoteknologi yang
lama bekerja di pusat penelitian kanker di Swiss dan Singapura yang kini
bekerja di RS Fuda, menambahkan, lemahnya respons kekebalan tubuh
pasien terhadap pertumbuhan sel kanker merupakan penyebab utama parahnya
penyakit. Imunoterapi bermanfaat untuk mengobati semua keganasan. Lewat
induksi dan stimulasi sel imun, terapi itu berhasil membasmi dan
menekan pertumbuhan sel kanker. Kanker bisa terjadi di pelbagai organ,
termasuk paru, hati, pankreas, lambung, usus, payudara, kandung telur,
ginjal, otak, kelenjar getah bening, dan leukemia.
Imunoterapi sendiri merupakan kombinasi dari pemanfaatan sel T
(T-cells), vaksin sel dendrit (DC), cytokine induced killer (CIK) cells,
sitokin, vaksin campur (MV), serta obat modern dan obat tradisional
China untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Sel T adalah bagian dari darah putih pasien yang memiliki kemampuan
pertahanan dan aktivitas membasmi sel kanker. Sel T diambil dari tubuh
pasien, dipilih yang bagus, dan diperbanyak. Hasilnya dimasukkan kembali
ke tubuh pasien untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan membasmi sel
kanker. Adapun sel dendrit berfungsi memproses dan menunjukkan antigen
tumor agar dibasmi oleh sistem kekebalan tubuh. Pada pasien kanker,
selain kekebalan tubuhnya lemah, sel dendrit biasanya cacat atau tidak
matang sehingga tidak mampu menandai zat-zat pengganggu tubuh. Vaksin
campur digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Demikian pula CIK
cells yang merupakan campuran dari interferon gamma, anti-CD3,
interleukin 2 dan interleukin 1 beta, serta sitokin, seperti interleukin
2, interferon, atau thymosin 1. Adapun obat tradisional China digunakan
untuk menunjang terapi, misalnya sebagai penambah nafsu makan dan
meningkatkan kesehatan.
Prosedur yang dilakukan, kata Xu, 60-80 ml darah pasien diambil untuk
mengisolasi sel yang dibutuhkan (sel T dan sel dendrit) untuk
diperbanyak. Pada hari yang sama, 0,5-1,5 ml campuran vaksin disuntikkan
di bawah kulit dekat area tumor. Campuran vaksin disuntikkan setiap
minggu selama tiga minggu, diseling istirahat selama dua minggu. Hal
serupa dilakukan pada penyuntikan 0,5-1 ml sitokin, misalnya interleukin
2. Setelah diperbanyak, sel T dan sel dendrit dimasukkan ke tubuh
pasien pada hari ke 8-12. ”Sel dendrit dan sel T sebaiknya diambil dari
darah pasien. Jika tidak cukup, sel T bisa diperoleh dari darah orang
lain,” kata Xu.
Memperpanjang hidup
Hasilnya, Xu menuturkan salah satu kasus, yaitu pasien Tang (59),
penderita sinus melanoma (kanker hidung). Ia dioperasi di rumah sakit di
Shanghai akhir tahun 1991 dilanjutkan dengan radioterapi, tetapi
hasilnya kurang memuaskan. Maret 1992, Tang dirawat di RS Fuda dan
mendapatkan suntikan vaksin campur antikanker setiap minggu selama 6
bulan. Waktu pemberian vaksin dikurangi secara bertahap sampai diberikan
sebulan sekali. Total pemberian vaksin adalah 8 tahun 2 bulan. Dengan
imunoterapi, Tang bertahan hidup sampai tahun 2004.
Berdasarkan penelitian RS Fuda, Xu memaparkan, dari 38 pasien kanker
stadium lanjut yang diberi imunoterapi dan diikuti sejak tahun 1995, ada
26 orang yang hidup sampai 15 tahun.

PENANGGULANGAN TUMOR/KANKER:
STADIUM 1-2
TF ADVANCE 3X3 CAPSUL/HARI
TF PLUS 3X3 CAPSUL/HARI
STADIUM 3-4
TF ADVANCE 3X3 CAPSUL/HARI
TF PLUS 3X3 CAPSUL/HARI (tambahkan dosis bila diperlukan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar